Seorang teman pernah
mengatakan, kriteria calon isterinya: shalihah, cerdas, kaya dan cantik.
Sebuah hadist juga mengemukakan, seorang perempuan dipinang karena
kecantikannya, hartanya dan keturunannya. Tapi pinanglah perempuan
karena keshalihannya. Itu yang utama. Saya sepakat dengan hadist
tersebut. Perempuan yang shalihah, insya Allah cerdas. Ketika seorang
perempuan cerdas, harta bisa dicari. Bila harta sudah di tangan,
kecantikan bisa dibeli. Pilih satu, dapat tiga.
Namun, bila kita tinjau ulang, pemikiran akan kriteria calon isteri tersebut cenderung egois. Tidak memandang dari banyak sisi. Hanya memandang pernikahan dari segi manfaat untuk diri sendiri. Tidak untuk keluarga, sahabat dan lingkungan sekitar. Padahal menikah adalah penyatuan dua organisasi besar; keluarga, membentuk organisasi baru. Banyak pihak yang bisa terpengaruh dan mempengaruhi pra dan pasca pernikahan.